Masih mengangkat tema Academic Writing, webinar VIRAL seri 2 kali ini mengetengahkan perlunya peneliti menyiapkan draft artikel ilmiah yang tidak hanya kuat basis argumennya namun juga memiliki cita rasa seni yang tinggi. Artikel ilmiah tidak harus disajikan dengan kaku, gaya sajian yang menjemukan, atau malah membuat pembaca bosan. Cita rasa seni diharap mampu meningkatkan minat baca terhadap artikel-artikel ilmiah.

Selain itu, hasil penelitian yang dituangkan ke dalam artikel ilmiah mestilah menawarkan sesuatu yang baru. Bukan melulu repetisi isu dan temuan yang itu-itu saja atau bahkan mengakali sajian data temuan. Artikel ilmiah yang menawarkan ide baru apalagi disajikan dengan cita rasa yang tinggi tentu bukan hanya impian bagi tiap penulis namun pula idaman bagi jurnal-jurnal ilmiah untuk diterbitkan.

Seri 2 webinar VIRAL yang dimoderatori oleh Ustadz Abdul Muiz, M.Th.I. ini mengajak para peneliti untuk mendiskusikan hal tersebut dipandu dua pemateri yang cukup cakap di bidang penulisan dan publikasi yaitu Dr. Yunisrina Qismullah Yusuf, S.Pd.,M.Ling., Editor in Chief of SiELE Jurnal Terakreditasi Sinta 1 dan Akbar Haseng, Journal Manager of Langkawi Jurnal Terakreditasi Sinta 2. Tayang mulai pukul 14.00 WITA hari ini Ahad, 31 Mei 2020, VIRAL seri 2 menoreh tajuk Constructing New Insights, State of The Art, and Novelty to Your Research.

Dr. Yunisrina menjabarkan mengapa topik ini penting untuk dibahas. Menurutnya, terkadang peneliti menjumpai suatu artikel yang khas dan ingin mengadaptasi ide tersebut pada konteks lokal sang peneliti. Beliau kemudian menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan istilah new insight, state of the art, dan research novelty. Pada hakikatnya, sebuah penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi yang tidak hanya kreatif namun juga orisinil terhadap khazanah suatu disiplin ilmu. Hal tersebut bisa ditempuh oleh peneliti dengan menawarkan koreksi atau sokongan terhadap celah tertentu yang belum dieksplorasi secara mendalam pada suatu bagian kajian.

Selanjutnya, beliau menjelaskan secara rinci masing-masing bagian dari struktur artikel ilmiah di mana tepatnya peneliti dapat menyematkan unsur-unsur kebaruan yang ia tawarkan. Mulai dari bagian pendahuluan hingga ke bagian simpulan. Dr. Yunisrina juga menyinggung bahwa sitasi terhadap suatu sumber mesti memperhatikan kadarnya. Selain itu, banyak kasus lokal yang masih belum dikaji secara komprehensif dengan instrumen atau metode yang berbeda. Dalam penjelasannya, beliau menunjukkan beberapa contoh relevan dengan strategi yang telah disebutkan. Tidak lupa pula beliau berbagi tips menulis artikel ilmiah yang memenuhi kriteria novelty serta bagaimana mencari jurnal yang tepat untuk publikasi. Beliau menekankan, peneliti mesti sabar dan terus berusaha.

Pada sesi selanjutnya, Ustadz Akbar Haseng memaparkan tentang bagaimana menjadi penulis artikel ilmiah yang cakap. Memulai paparannya, beliau menegaskan bahwa artikel ilmiah yang baik bukan jaminan mulusnya publikasi. Sebab ada hal yang prinsipiel yang mesti dipahami oleh peneliti bahwa artikel ilmiah harus menemukan jurnal yang tepat pula. Beliau menjelaskan bahwa tidak semua layanan dan metode indexing menjamin jurnal yang masuk kategorinya adalah jurnal kredibel. Dengan demikian, menemukan jurnal yang tepat untuk publikasi sesuai cakupan isu dari artikel ilmiah merupakan salah satu kompetensi dasar seorang peneliti.

Selanjutnya, Akbar menunjukkan secara detail langkah demi langkah menemukan jurnal yang tepat dan beberapa trik yang dapat dicoba oleh para peneliti. Lebih lanjut, beliau memaparkan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh para peneliti sebelum mengirimkan naskah ke jurnal tertentu. Termasuk membaca petunjuk secara seksama, kesesuaian dengan template, bahasa pengantar, jumlah kata/ karakter, hasil cek indikasi plagiasi, memperhatikan tema terbitan yang diberlakukan pada masa tertentu. Peneliti juga mesti memperhatikan etika publikasi dengan tidak mengirim naskah yang sama ke jurnal berbeda pada saat bersamaan. Dalam pemaparannya, pemateri banyak menyebutkan berbagai hal yang sebenarnya penting namun sering disepelekan oleh para pengirim naskah.
Seri webinar VIRAL yang diselenggarakan oleh UPT Pengembangan Bahasa IAIN Kendari ini semakin ramai ditongkrongi penyimak dari penjuru nusantara. Kepala UPT Pengembangan Bahasa IAIN Kendari, Dr. Ahmad, M.HI., menyebutkan bahwa kapasitas ruang konferensi Zoom yang terbatas membuat peserta lainnya beralih ke kanal Youtube L-Paper Media. Bagi yang tidak sempat menyaksikan secara langsung, seri webinar kali ini masih dapat diikuti melalui Youtube di tautan berikut:
Bagi peserta yang telah melakukan registrasi dan ingin mengunduh E-Sertifikat dari seri webinar seri dua ini dapat mengklik tautan berikut:
https://drive.google.com/drive/folders/1T3vE61Ffa8Ub-rySX_nSpOTcsBDy4kzL?usp=sharing
Belum Dapat Sertifikat
Assalamu’alaikum wr wb….Yth. Admin Viral 2
Pada hari ini, kembali kami tidak menemukan e-certificate dalam link yang telah dibagikan.
Nama: Icol Dianto
Instansi: IAIN Padangsidimpuan
Email: [email protected]
Terima kasih.
Assalamu’alaikum… Maaf pak syamsuddin, sertifikat atas nama Misbahul Subhi belum ada nggih, trimakasih….
Assalamu’alaikum. Atas nama : Djaka Setya Syaputra, S.Pd belum ada untuk viral 2. Jadi bagaimana cara memperolehnya. Terimakasih.
Assalamualaikum..mohon maaf mengganggu, Sertifikat saya blm juga ada,kemana saya harus menghubungi?..terimakasih byk
Belum dapat sertifikat untuk VIRAL#2, atas nama Ade Suryanda, Universitas Negeri Jakarta, [email protected]
Saya belum dapat Sertifikat viral II atas nama Dr. Syarifah Rahmi, Lc,.M.Alcom